Setiap manusia memiliki masa-masa yang indah, baik berupa keluarga yang harmonis, karir yang indah, harta yang melimpah, anak-anak yang lucu dll. Manusia juga makhluk yang ingin dihargai, baik keberadaannya, opininya, dan pencapaiannya. Di zaman sekarang sangatlah mudah untuk menyalurkan itu semua melalui foto dan video di media sosial. Namun, tindakan itu dapat membahayakannya. Hal ini bisa mengakibatkan mata yang memandangnya dapat merusak kebahagian tersebut. Meskipun orang yang memandangnya itu terkagum kagum melihatnya atau orang yang menyayanginya. Memang terkesan tidak masuk akal, tapi itulah yang dinamakan dengan “ain”. Nabi SAW bersabda:
“Ain itu benar-benar ada, andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ain itu yang bisa ( HR. Muslim No 2188)
Ain dapat terjadi akibat adanya orang yang mengaguminya. Berbeda dengan pandangan yang penuh dengan kebencian yang disebut hasad. Dampak Ain dan hasad sama-sama berbahaya. Nabi SAW bersabda
“Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain (Hr. Al Bazzar dalam Kasyful Astar)
Fakta tentang ain, ternyata ain bukan hanya manusia saja yang kena dampaknya, akan tetapi ain bisa terjadi pada hewan, tumbuhan, dan benda mati lainnya.
1. Cara mencegah ain dari diri sendiri
Ain bisa dicegah apabila kita berhenti pamer kecantikan /ketampanan, pamer kekayaan, pamer keluarga yang harmonis, pamer anak-anak yang lucu, pamer prestasi dan pamer lainnya. Selain itu, kita harus bersikap tawadhu atau rendah hati pada siapapun agar selalu mengundang keberkahan dari Allah SWT dan tidak menimbulkan hasad pada orang lain. Tawadhu juga membuat kita tidak berbangga diri. Ini mengajarkan kepada kita karena ain bisa saja datang dari diri sendiri karena terlalu kagum.
Terkadang diantara kita sering mengupload foto di media sosial dengan memakai caption “Masya Allah Tabarakallah”, hal ini tidaklah dilarang. Pengupload foto memakai caption tersebut bertujuan untuk mengingatkan orang-orang ketika melihat fotonya agar membaca kalimat tersebut juga, dengan demikian diharapkan bisa mencegah datangnya ain. Namun, ada ulama berpendapat bahwa mempercayai kalimat tersebut sebagai tameng untuk menghindari ain adalah syirik, karena orang itu percaya pada kalimatnya bukan pada Allah yang maha melindungi. Jadi niat kita harus diluruskan lagi bahwa yang bisa melindungi ain bukan kalimat tersebut melainkan Allah SWT. Selain itu, ulama lain mengatakan bahwa penggunaan caption tersebut akan “percuma” bila dalam sehari hari kita tidak zikir/ ingat kepada Allah. Maka darinya kita juga harus merutinkan membaca dzikir pagi petang dan lidah senantiasa selalu berdzikir agar kita selalu dilindungi oleh Allah SWT. Adapun jika orang lain mengatakan kepada kita Barakallahu fiik, maka kita ucapkan kembali Wafikum Barakallah yang artinya Semoga kalian mendapatkan berkah juga.
Rasulullah SAW pernah berdoa untuk meminta perlindungan kepada cucunya sebagai berikut:
عِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةُ
“Aku meminta perlindungan untuk kalian dengan kalimat Allah yang sempurna, dari ganguan setan dan racun, dan gangguan ain yang buruk. Lalu Rasulullah melanjutkan sabdanya “Ayah kalian (Nabi Ibrahim As) meruqiyah Ismail dan Ishaq dengan doa ini” ( HR Abu Dawud 4737)
2. Cara mencegah ain untuk orang lain
Pencegahan ini bisa dilakukan ketika kita melihat keindahan atau kebaikan dari orang lain dengan membaca “Barakallahu fiik” yang artinya semoga Allah memberkahimu. Hal ini dianjurkan oleh Rasulullah dalam sabdanya
“Jika salah seorang dari kalian melihat pada diri saudaranya suatu hal yang menajubkan maka doakanlah keberkahan baginya karena ain itu benar adanya (HR Nasa’i)
Selain akan mendapatkan pahala, manfaat lain dari mendoakan orang lain adalah menjauhkan diri dari sifat hasad, karena hasad adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Penyakit hasad bisa menghanguskan amal sholeh yang sudah kita kerjakan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
Jauhkanlah dirimu dari hasad karena hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar (HR Abu Dawud)
3. Cara mengobati ain
a. Mengobati ain dapat dilakukan dengan cara di ruqiyah syar’iyyah. Aisyah R.a berkata:
“Dahulu Rasulullah SAW memintaku agar aku diruqiyah untuk menyembuhkan ain (HR. Muslim No 2195).
Ruqyah bisa dilakukan dengan membaca ayat Kursi, Al Iklas, Al Falaq, dan An Nas. Bacaan ini bisa dibacakan masing-masing 3 kali lalu ditiupkan pada air atau ditiupkan ke telapak tangan kemudian di usap ke seluruh badan. Atau bisa juga membaca
Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata: “Ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam merasakan sakit, Malaikat Jibril meruqyahnya dengan doa:
باسْمِ اللهِ يُبْرِيكَ، وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
(Dengan nama Allah yang menyembuhkanmu. Ia menyembuhkanmu dari segala penyakit dan dari keburukan orang yang hasad dan keburukan orang yang menyebabkan ain) (HR. Muslim)
b. Mandi bekas air wudhunya
Aisyah R.A mengatakan
“Dahulu orang yang menjadi penyebab ain diperintahkan untuk berwudhu, lalu orang yang kena ain mandi dari sisa air wudhu tersebut. (HR Abu Daud)
Komentar
Posting Komentar