Langsung ke konten utama

Dicabutnya Hidayah


Hidayah merupakan anugerah berupa petunjuk yang diberikan Allah SWT. Tanpa hidayah seseorang akan sulit untuk melakukan ibadah, menuntut ilmu, berakhlak baik, dan mengamalkan ilmu. Maka darinya, doa agar mendapatkan hidayah merupakan keharusan bagi setiap muslim. Meskipun seseorang sudah diberikan hidayah, namun orang tersebut harus tetap berdoa agar hidayah tersebut tetap ada padanya. Bahkan hidayah yang kita peroleh belum tentu hidayah dalam segala bidang. Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu Islam sangatlah banyak, sehingga tak jarang diantara kita masih ada yang keberatan pada syariat dalam bidang tertentu. Misalnya pacaran, sebagian orang mampu untuk melaksanakan ibadah sholat namun ia masih melakukan pacaran. Ada lagi, sebagian orang mampu untuk menutupi auratnya sesuai syar’i namun tidak mampu untuk menjauhi gibah. Jadi, hidayah memang sangat penting untuk kita dapatkan agar kita mampu melakukan semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya. 
Ada orang yang dahulunya mampu untuk menjauhi maksiat, namun kini ia menjadi golongan ahli maksiat. Maka darinya, selain untuk meminta hidayah, kita juga harus meminta istiqomah agar kita selalu dalam RahmatNya. Berikut beberapa poin yang bisa jadi hilangnya hidayah pada diri manusia. 

1. Sombong
Hilangnya hidayah bisa dikarenakan adanya kesombongan. Tak jarang bila orang sudah memiliki ibadah yang banyak dan ilmu yang luas sering kali merasa diri lebih baik dari pada orang lain. Apalagi orang lain tersebut terkenal dengan maksiatnya, maka tak jarang orang yang merasa paling suci itu akan merendahkan orang yang maksiat. Padahal orang yang bermaksiat tidak boleh direndahkan, karena bisa jadi orang tersebut akan mendapatkan hidayah, sehingga ia lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah berkat taubat nasuhanya. Yang harus kita benci adalah maksiatnya bukan orangnya. Maka ketika kita mendapati orang yang akan atau sudah maksiat sebaiknya kita menasihatinya dengan baik. 

2. Munafik 
Munafik merupakan sifat yang paling dibenci manusia maupun Allah SWT. Maka tak heran, balasan orang munafik akan ditempatkan di kerak neraka atau paling bawah neraka jahanam. Padahal kita tahu bahwa neraka jahanam adalah tempat seburuk buruknya tempat. Munafik bukan hanya perkataannya bohong, janjinya selalu diingkari, dan amanahnya dikhianati, tetapi membenci Allah, Nabi, dan ajaran sesuai syariatnya pun termasuk golongan munafik. Maka darinya, jangan sekali kali kita membenci dengan syariat yang Allah berikan melalui Al Quran dan Hadits.  Kita tahu betapa banyaknya ilmu yang ada dalam agama Islam, terkadang kita hanya menyukai apa yang sesuai dengan yang sudah kita kerjakan saja, dan membenci dengan apa yang kita tidak sukai. Lebih baik kita terima dahulu ilmu itu dan berterus terang kepada Allah bahwa kita belum mampu mengerjakannya, dengan demikian Allah pun akan memaklumi hambaNya karena mengakui kelemahannya dalam beribadah.

3. Melakukan syirik
Syirik merupakan dosa yang sangat besar, Allah tidak akan mengampuni dosa syirik apabila kesyirikan itu dibawa makhlukNya hingga mati. Namun, Allah akan mengampuni hambaNya selama nyawa belum ada di kerongkongan. Waallahu a’alam

4. Makan harta haram
Sesuatu yang haram apabila masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan sangat mempengaruhi keimanan seseorang. Asupan yang haram pada tubuh akan membuat hati menjadi keras dan sulit untuk menerima kebenaran, seorang anak-anak pun bisa sulit diatur akibat diberikan makanan yang haram. Maka darinya penting untuk menjaga diri dari asupan yang haram. 

5. Melakukan dosa dan tidak langsung bertobat
Manusia memang tidak pernah luput dari dosa, namun jika manusia melakukannya terus menerus tanpa ada rasa penyesalan, maka dosa tersebut yang awalnya hanya sebuah titik hitam lama lama akan menjadi menutupi hati secara keseluruhan. Rasulullah SAW bersabda: 
“Seorang hamba apabila melakukan suatu dosa maka akan ada titik hitam di hatinya. Apabila ia meninggalkannya, meminta ampun dan bertobat kepada Allah, hatinya bersih kembali. Apabila ia kembali berdosa, titik hitam itu akan kembali lagi hingga menutupi hatinya. Itulah yang disebut ran” (HR. Bukhari Muslim)

Dari sebab-sebab tersebut bisa jadi menyebabkan seseorang kehilangan hidayah. 

Waallahu a'lam




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan dunia dan rejeki yang sering disalahartikan - fuhareligi

Apakah dunia dan rejeki mempunyai perbedaan? Iya tentunya, meskipun itu sama-sama kenikmatan yang harus kita syukuri. Sebelum dijelaskan pengertian dunia dan rejeki, mari kita simak cerita di bawah ini: Cerita 1 Andi adalah seorang fresh graduate yang mulai mencari kerja di perusahaan yang ia minati sesuai dengan jurusan kuliahnya. Ia selalu follow akun sosial media dan aplikasi tentang info lowongan kerja. Satu persatu ia amati dan langsung melamar ke perusahaan favoritnya, namun ratusan CV yang ia sebar masih belum terlihat hasilnya, hanya ada beberapa perusahaan saja yang merespon lamarannya, namun sayang itupun tahap paling jauh hanya pada wawancara user. Andi pun mulai melamar diperusahaan yang diluar jurusannya, namun sayang keberuntungan belum menjemput Andi. Meskipun seperti itu, Andi tetap semangat, ia pantang menyerah orangnya. Ia selalu bersyukur dengan apa yang ia miliki seperti keluarganya yang selalu suport, teman- teman yang baik, kesehatan yang baik, dan dimudahkan