Langsung ke konten utama

Contoh Kalimat Yang Mengandung Kesyirikan


Gbr: idntimes
                                                             

Banyak diantara kita yang tidak menyadari saat ngobrol atau perbincangan ternyata kalimat-kalimat yang biasa kita lontarkan mengandung kesyirikan. Padahal kita tau bahwa dosa syirik tidak akan Allah ampuni, kecuali kita bertaubat. Mungkin diantara kita menyangka bahwa contoh kesyirikan yaitu menyembah berhala, mempercayai kekuatan benda, dan percaya dukun. Namun kenyataannya, syirik bukan hanya itu saja. Ada banyak jenis kesyirikan yang masih asing di telinga kita. Ilmu ini saya dapati dari ceramahnya Ust. Oemar Mita Syameela, yang saya luaskan lagi contoh-contohnya. Berikut contoh kalimat yang mengandung kesyirikan yang tidak kita sadari


Contoh 1

Mempercayai bahwa dokterlah yang menyembuhkan kita. Padahal dokter hanya perantara dalam penyembuhan.


Contoh 2

Anto adalah supir angkot yang profesional. Saat mengemudi angkot dengan laju yang kencang, tiba-tiba di depan angkot ada bus pariwisata yang sedang menyalip sehingga angkot dan bus saling berhadapan yang bisa menyebabkan kecelakan, karena Anto seorang supir yang handal, akhirnya ia berhasil melewati rintangan itu dengan caranya. Lalu sejumlah orang di dalam angkot itu berkata “Untung Bang Anto yang jadi supirnya, coba kalau Abang Soni pasti kita udah kecelakaan”. Dari ucapan tersebut, tanpa kita sadari bahwa kalimat itu mengandung kesyirikan, karena kita menganggap bahwa keselamatan ada dibawah kendali Anto bukan kendali Allah. Jadi, agar kita selamat dari kesyirikan tersebut maka kita harus ubah kalimatnya menjadi “Alhamdulillah, untung karena Allah kemudian karena Anto yang jadi supir kita selamat dari marabahaya”. Dari kalimat tersebut menunjukkan bahwa kita mendahulukan kekuatan Allah yaitu ada kata “untung” dan jangan lupa disertai kata “kemudian” dilanjutkan dengan kalimat selanjutnya. Tapi perlu kita ingat bahwa ucapan “untung” namun disertai dengan “Dan” itupun termasuk kesyirikan. Contohnya ada di contoh 3


Contoh 3

“Alhamdulillah, untung karena Allah dan karena Anto yang jadi supir kita selamat dari marabahaya” ini juga termasuk kesyirikan, karena kata “dan” merupakan kesetaraan. Sedangkan Allah itu tidak setara dengan makhluk Nya, sehingga kata “Dan” dilarang dalam penggunaanya. Berbeda dengan kata”kemudian” yang merupakan urutan.  Karena Allah harus kita utamakan dan apapun yang kita miliki seperti kekuatan ataupun kemudahan dalam hidup itu semua karena atas kehendak Allah. Jadi manusia itu makhluk yang sangat lemah, tidak mungkin kuat dan mudah kalau bukan Allah yang menghendaki.

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam.” [At-Takwir: 29]

 

Contoh 4

Tomi dan Sigit adalah mahasiswa pertanian yang sedang mempunyai tugas. Tomi mengajak Sigit untuk mengerjakan bareng.

Tomi: “ Git, kita kerjakan tugas bareng yuk?” 

Sigit: “ Ayo, dimana kita kerjakannya Tom?”

Tomi: “Terserah kamu Git, maunya di mana”

Dari percakapan di atas pun mengandung kesyirikan, karena ada kalimat “terserah kamu Git”. Untuk menghindari dari kesyirikan maka kalimatnya harus di ubah menjadi “ Terserah Allah kemudian terserah kamu Git”. Jadi intinya kita ucapkan untuk Allah dulu dan diikuti dengan kata “kemudian  BUKAN kata “dan” yaaa.  Perhatikanlah hadits di bawah ini, kenapa kita jangan memakai kata “dan

“ bahwa ada seseorang berkata kepada Nabi SAW “ Atas kehendak Allah dan atas kehendakmu” maka ketika itu bersabdalah Beliau: Apakah kamu menjadikan diriku sebagai sekutu bagi Allah? Hanya atas kehendak Allah saja”. (HR . Nasai)

Akan tetapi kita harus menggunakan kata “kemudian” simak hadits berikut:

“Bahwa ada seorang Yahudi datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dan berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik, kamu mengucapkan:

“Atas kehendak Allah dan kehendakmu ”

dan mengucapkan : “Demi Ka’bah.”

Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan para sahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan:

Demi Tuhan Pemilik Ka’bah dan mengucapkan : “Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu. ” (HR. Nasa’i dan dinyatakan shahih)


Contoh 5

Saya ambil yang kini sedang viral “ Langit, bisakah kamu turunkan hujan?” ini pun termasuk kalimat syirik, karena kita menganggap bahwa langitlah yang menurunkan hujan bukan Allah. Padahal semua yang terjadi di dunia maupun di luar dunia itu semua atas kehendak Allah.


Contoh 6

 Mengatakan Demi Allah dan Demi Rasulullah, Demi Alex dll. Ucapan yang benar adalah cukup katakan demi Allah saja, jangan ditambahi dengan yang lain meskipun nama Rasulullah SAW.

Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah maka dia telah melakkukan kesyirikan (HR. Abu Dawud)

Ucapan ini disebutkan pada saat benar-benar kondisinya yang serius. Jangan dikatakan saat becanda atau yang gak penting seperti: “kamu kentut ya”?, “Gak... demi Allah aku gak kentut”.

Nah itulah beberapa contoh ucapan yang tidak kita sadari yang mengandung kesyirikan. Padahal bila kita renungi hadits Nabi SAW ini sangatlah mengerikan:

Ibnu Mas’ud r.a. berkata: Kami bersama Rasulullah saw dalam qubah, kurang lebih empat puluh orang maka Nabi saw bersabda, “Sukakah kamu jika kamu menjadi seperempat dari ahli surga?” Jawab kami, “Ya.” Bersabda Nabi saw, “Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, aku mengharap semoga kamu menjadi separuh dari penduduk surga. Yang demikian itu karena surga itu tidak dimasuki kecuali oleh orang Muslim, sedangkan kamu di tengah-tengah ahli syirik bagaikan rambut putih di badan lembu hitam atau rambut hitam di kulit lembu merah.” (HR Bukhari – Muslim)

Betapa ngerinya hadits itu, dimana hanya sedikit orang yang murni bertauhid. Hadits itu menjelaskan bahwa di tengah-tengah ahli syirik bukan di tengah-tengah ahli kafir. Syirik dan kafir merupakan hal yang sangat berbeda. Bila syirik dilakukan oleh kaum muslimin yang menduakan Allah yang mana orangnya disebut Musyrik, tapi kalau kafir bukanlah dari golongan kaum muslimin. Semoga kita termasuk golongan kaum muslimin yang bertauhid, aamiin

Mungkin diantara kita yang baru tau akan dengan mudah mengatakan lebay, kaku dll. Tapi inilah ilmu yang akan membawa kita kepada keselamatan sesuai dengan petunjukNya. Inilah ilmu tauhid yang menjadi syarat dasar kita bisa masuk ke dalam surga. Jangan menganggap ringan perkataan yang melanggar tauhid bisa jadi Allah murka karenanya , nauzubillah... Wallahu a’alam

“Sungguh seseorang mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karenanya dia dilemparkan ke dalam api neraka” (HR. Bukhari)

 

Waallahu a"lam 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan dunia dan rejeki yang sering disalahartikan - fuhareligi

Apakah dunia dan rejeki mempunyai perbedaan? Iya tentunya, meskipun itu sama-sama kenikmatan yang harus kita syukuri. Sebelum dijelaskan pengertian dunia dan rejeki, mari kita simak cerita di bawah ini: Cerita 1 Andi adalah seorang fresh graduate yang mulai mencari kerja di perusahaan yang ia minati sesuai dengan jurusan kuliahnya. Ia selalu follow akun sosial media dan aplikasi tentang info lowongan kerja. Satu persatu ia amati dan langsung melamar ke perusahaan favoritnya, namun ratusan CV yang ia sebar masih belum terlihat hasilnya, hanya ada beberapa perusahaan saja yang merespon lamarannya, namun sayang itupun tahap paling jauh hanya pada wawancara user. Andi pun mulai melamar diperusahaan yang diluar jurusannya, namun sayang keberuntungan belum menjemput Andi. Meskipun seperti itu, Andi tetap semangat, ia pantang menyerah orangnya. Ia selalu bersyukur dengan apa yang ia miliki seperti keluarganya yang selalu suport, teman- teman yang baik, kesehatan yang baik, dan dimudahkan

Dicabutnya Hidayah

Hidayah merupakan anugerah berupa petunjuk yang diberikan Allah SWT. Tanpa hidayah seseorang akan sulit untuk melakukan ibadah, menuntut ilmu, berakhlak baik, dan mengamalkan ilmu. Maka darinya, doa agar mendapatkan hidayah merupakan keharusan bagi setiap muslim. Meskipun seseorang sudah diberikan hidayah, namun orang tersebut harus tetap berdoa agar hidayah tersebut tetap ada padanya. Bahkan hidayah yang kita peroleh belum tentu hidayah dalam segala bidang. Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu Islam sangatlah banyak, sehingga tak jarang diantara kita masih ada yang keberatan pada syariat dalam bidang tertentu. Misalnya pacaran, sebagian orang mampu untuk melaksanakan ibadah sholat namun ia masih melakukan pacaran. Ada lagi, sebagian orang mampu untuk menutupi auratnya sesuai syar’i namun tidak mampu untuk menjauhi gibah. Jadi, hidayah memang sangat penting untuk kita dapatkan agar kita mampu melakukan semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya.  Ada orang yang dahulunya mampu u