Langsung ke konten utama

Jangan Gadaikan Ibadahmu Dengan Dunia


                             (Gbr: liputan6)

Di masa pandemi ini kita memang benar benar sedang diberikan ujian oleh Allah SWT, baik muda ataupun tua, kaya ataupun miskin, hampir semuanya merasakan dampaknya. Dampak yang paling kita rasakan adalah penurunan ekonomi. Bagaimana tidak, covid 19 telah banyak membuat orang di PHK, diberhentikan sementara, dikurangi gaji, hingga bekerja di rumah atau WFH. Memang tidak mudah bagi sebagian perusahaan yang masih berkembang untuk bertahan / survival. Selain para pekerja, pedagang di pasar pun dikurangi aktivitasnya bahkan banyak juga yang dibubarkan demi mencegah tersebarnya virus. Belum lagi toko kelontong yang ada dipinggiran jalan juga kena dampaknya, mereka terpaksa harus menutup tokonya oleh aparat setempat. Kondisi ini memang serba salah, di satu sisi kita sebagai manusia memiliki kebutuhan ekonomi untuk menyambung hidup, namun di satu sisi lain kita diharuskan untuk mengurangi aktivitas agar tidak bertambahnya jumlah orang yang positif covid 19.

Di masa sulit ini pentingnya kita untuk meningkatkan iman kita kepada Allah SWT.  Karena dengan bertambahnya iman, kita bisa menerima kenyataan yang sudah Allah berikan. Kita bisa lebih sabar, lapang dada, dan lebih kuat lagi dalam menghadapi cobaan. Namun, apa jadinya bila kita kekurangan iman? Seperti yang beredar di berita, akibat covid banyak orang yang jadi stres karena berkurangnya ekonomi, bahkan ada yang sampai membunuh anaknya karena khawatir tidak mampu memberikan makan, astaghfirullah... Nauzubillah min dzalik. Selain diuji dengan ekonomi, ada juga yang diuji dengan ditinggalnya oleh orang yang disayang, seperti keluarga atau teman. Padahal kita tau bahwa biaya kematian tidaklah sedikit, untuk skala kampung saja harus mengeluarkan uang minimal sebesar Rp. 15.000.000 untuk mengurusi jenazah hingga tahlilan bagi yang melakukannya.

Banyak konten kreator di Youtube yang menyarankan untuk meningkatkan pendapatan, misalnya diharuskan bersholawat hingga ribuan kali dengan angka yang telah ditentukan, membaca surat Al Waqiah setiap hari dan bersedekah dengan tujuan supaya ditambah rejekinya dan dipermudah segala urusan hidupnya. Maka apakah itu boleh kita lakukan? Dimana kita beribadah namun berharap dunia? Jawabannya LEBIH BAIK JANGAN dilakukan, karena Allah menyuruh kita untuk beribadah kepada Nya dengan ikhlas dan dilakukan hanya untuk Allah semata. Allah SWT berfirman dalam surat Al Anam ayat 162

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS Al Anam ayat 162)

Beribadahlah kepada Allah dengan hanya mengharapkan Ridho Nya, jangan gadaikan ibadah kita hanya untuk mendapatakan dunia, karena Allah SWT sangat membenci bila RidhoNya disamakan dengan dunia, padahal Allah selalu menghinakan dunia (namun tidak dengan rejeki. Baca Perbedaan dunia dan rejeki)

Memang benar beribadah dengan tujuannya dunia itu terkesan baik, dan Allah pun akan membalas ibadah kita tergantung dari niat kita sendiri. Namun perlu hati-hati dengan firman Allah dalam surah Hud ayat 15-16

“Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan kepada mereka (balasan) perbuatan mereka di dalamnya dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, sia-sialah apa yang telah mereka usahakan (di dunia), dan batallah apa yang dahulu selalu mereka kerjakan.” (QS. Hud 15-16)

Dengan diturunkannya ayat itu maka tak heran jika para sahabat Nabi SAW paling banyak menangis ketika mengingat ayat itu. Mereka sering membandingkan ketika kurma yang mereka miliki lebih besar dibandingkan dengan kurma yang dimiliki Rasulullah SAW. Sehingga mereka menyangka bila itu adalah balasan dari Allah atas ibadah yang mereka kerjakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan dunia dan rejeki yang sering disalahartikan - fuhareligi

Apakah dunia dan rejeki mempunyai perbedaan? Iya tentunya, meskipun itu sama-sama kenikmatan yang harus kita syukuri. Sebelum dijelaskan pengertian dunia dan rejeki, mari kita simak cerita di bawah ini: Cerita 1 Andi adalah seorang fresh graduate yang mulai mencari kerja di perusahaan yang ia minati sesuai dengan jurusan kuliahnya. Ia selalu follow akun sosial media dan aplikasi tentang info lowongan kerja. Satu persatu ia amati dan langsung melamar ke perusahaan favoritnya, namun ratusan CV yang ia sebar masih belum terlihat hasilnya, hanya ada beberapa perusahaan saja yang merespon lamarannya, namun sayang itupun tahap paling jauh hanya pada wawancara user. Andi pun mulai melamar diperusahaan yang diluar jurusannya, namun sayang keberuntungan belum menjemput Andi. Meskipun seperti itu, Andi tetap semangat, ia pantang menyerah orangnya. Ia selalu bersyukur dengan apa yang ia miliki seperti keluarganya yang selalu suport, teman- teman yang baik, kesehatan yang baik, dan dimudahkan

Dicabutnya Hidayah

Hidayah merupakan anugerah berupa petunjuk yang diberikan Allah SWT. Tanpa hidayah seseorang akan sulit untuk melakukan ibadah, menuntut ilmu, berakhlak baik, dan mengamalkan ilmu. Maka darinya, doa agar mendapatkan hidayah merupakan keharusan bagi setiap muslim. Meskipun seseorang sudah diberikan hidayah, namun orang tersebut harus tetap berdoa agar hidayah tersebut tetap ada padanya. Bahkan hidayah yang kita peroleh belum tentu hidayah dalam segala bidang. Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu Islam sangatlah banyak, sehingga tak jarang diantara kita masih ada yang keberatan pada syariat dalam bidang tertentu. Misalnya pacaran, sebagian orang mampu untuk melaksanakan ibadah sholat namun ia masih melakukan pacaran. Ada lagi, sebagian orang mampu untuk menutupi auratnya sesuai syar’i namun tidak mampu untuk menjauhi gibah. Jadi, hidayah memang sangat penting untuk kita dapatkan agar kita mampu melakukan semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya.  Ada orang yang dahulunya mampu u